Saturday, July 12, 2008, posted by FLP Jepang at 9:04 AM
Program Latihan Menulis

Setelah resmi dibentuk, para pengurus masih bingung mau dikemanakan organisasi yang baru lahir ini. Untuk itu dibuatlah program-program sederhana yang tujuannya selain untuk menumbuhkan kebiasaan menulis, juga sebagai kendaraan untuk saling mengenal satu sama lain.

Dimulai dengan kegiatan menulis di pekan pertama yang berjudul Ta’aruf Ulang, lalu pekan berikutnya digulirkanlah Catatan Akhir Pekan (CAP), di mana setiap anggota diharapkan menuliskan semua pengalaman menarik yang dialaminya selama sepekan (selanjutnya CAP menjadi tetap populer hingga saat LPJ ini ditulis). Kemudian ada juga PR membuat tulisan sederhana bernuansa opini pribadi, bertema Mengapa Aku Menulis.

Dalam latihan-latihan ini kami banyak saling berbagi tentang aturan EYD yang benar, kritikan tentang gaya bertutur yang kadang bertele-tele, atau menimbulkan persepsi lain pembaca. Juga banyak yang mengeluh sering macet dalam menulis, lalu yang lain melemparkan beberapa tips untuk menanggulanginya. Perubahan memang mulai terlihat, beberapa tulisan menjadi lebih teratur dan lebih enak dibaca.

Situs

Sambil jalan, berkenalan, berbagi pengalaman, cerita, puisi, nasehat, canda, salah seorang anggota sadar dengan pentingnya mendokumentasikan artikel-artikel yang sudah banyak ditulis anggota. Segeralah dilahirkan devisi baru lagi, yang oleh Tua Namora Nainggolan, disebut sebagai “Tim Situs”. Koordinator awalnya adalah Deddy Nur Zaman.

Namun disebabkan kesibukan pribadi para pengurusnya, situs ini sempat “koma”. Kembali sembuh bahkan menjadi lebih bagus lagi setelah dibantu tenaga dan pikiran dari teman yang sangat lincah dan kreatif, Ummuthoriq. Kini situs yang bisa dikatakan sudah cukup stabil ini bisa diakses di alamat www.flpjepang.com. Karena beberapa pertimbangan FLP Jepang memutuskan untuk tidak memperpanjang pemakaian situs ini. Sebagai gantinya dibuatkah "rumah baru" di blogspot untuk wahana berbagi informasi.

Acara Darat

Ternyata, para anggota ini semangatnya luar biasa. Tiga bulan sejak kelahiran organisasi ini, anggota yang masih tahun pertama kuliah S1 melihat peluang bagus untuk unjuk gigi ke masyarakat umum. Mereka menjadi panitia inti yang menggelar acara di liburan musim semi bulan Maret. Catatan lengkap jalannya acara yang bernama “Workshop Puisi” ini, bisa dilihat di bagian lampiran LPJ ini.

Acara besar lainnya yang bersifat eksternal, adalah Gebyar FLP Jepang 2005. Diadakan di penghujung masa kepengurusan pertama, 2004-2005. Acara ini bermisi utama untuk mengenalkan keberadaan FLP Jepang kepada masyarakat luas Indonesia di Jepang. Catatan lengkap juga bisa dilihat di bagian lampiran.

Acara di Udara

FLP Jepang juga mencatat beberapa pagelaran acara di udara, yang memakai sarana internet dan radio. Salah satunya adalah pembacaan cerita pendek islami di bulan Ramadhan, yang bertitel “Pelangi Ramadhan”. Tidak tanggung-tanggung, mengudara tiga kali sehari, menemani kaum muslimin/muslimat yang sedang berpuasa di negeri sakura. Catatan seputar acara ini juga bisa disimak di bagian lampiran.

Selain itu, ada juga wawancara dan ceramah online. Yang pertama adalah wawancara dengan Helvy Tiana Rosa seputar kepenulisan. Lalu, memanfaatkan keberadaan nara sumber di Jepang dalam acara Gebyar FLP Jepang 2005, juga diadakan ceramah online yang bersifat intern dengan Helvy Tiana Rosa seputar FLP. Selain itu ada juga yang bersifat ekstern, bekerja sama dengan FAHIMA, bertemakan meningkatkan potensi diri muslimah.

Hal lain yang juga tercatat berkaitan dengan acara di udara ini adalah pembacaan puisi-puisi hari solidaritas untuk palestina, yang diprakarsai Arida Istiati. Juga pembacaan puisi untuk peristiwa bencana Tsunami di Aceh.

Perhatian untuk Anak-Anak
Ada suatu warna yang sangat kental dari kerja-kerja yang dilakukan FLP Jepang, yang selama ini masih sangat kurang disentuh oleh organisasi lain. Yaitu berbakti pada usaha membantu tugas para orang tua untuk mendidik anak-anak.

FLP Jepang sangat akrab dengan acara dongeng anak yang disiarkan sepekan sekali di Radio Tarbiyah : Cilukba. Memang luar biasa tekun dan tabah para kru ini, karena selain mereka juga sekolah dan menjadi ibu/ayah, mereka masih selalu menyempatkan diri merekam, mengedit, dan menyiarkan hiburan mendidik ala Cilukba itu. Sepekan sekali, kontinyu berjalan selama 1,5 tahun. Mereka yang sangat berjasa membersarkan Cilukba adalah Rieska Oktavia (seorang ibu dan juga mahasiswi), selaku penanggung jawab utamanya. Dikenal pula dengan “Si Kura”, tokoh pendamping khayalan pendamping para penyiar. Rieska didampingi oleh sekian banyak nama lain yang secara bergiliran merekam cerita dan siaran : Adi JM., Doddy Sudiana, Putri Palupi, Arida Istiati, Dhita, Luhur Bayuaji, Yayu, Marisna, dan lain-lain (mohon maaf bila tidak tersebut semuanya).

Selain itu, pada lebaran 2004, FLP Jepang juga menggalang kekuatan dan dana untuk bisa memberikan sedikit hiburan kecil di hari lebaran kepada adik-adik. Ada yang pentas bercerita, ada yang membawa makanan kecil, dan ada yang membawa hadiah murah meriah.

Dan Cilukba juga jadi langganan untuk memberikan pentas spesial di acara Keluarg Ceria yang tiap tahun sekali diadakan oleh Forum Silaturrahim Muslimah (FAHIMA, http://fahima.org).
Selengkapnya...
 
, posted by FLP Jepang at 8:52 AM
Geliat Menulis

Pelajar-pelajar muslim Indonesia menyatukan diri ke dalam sebuah organisasi yang bernama “Persaudaraan Muslim Indonesia Jepang” (http://www.pmij.org ). Geliat semangat menulis banyak dihembuskan milis organisasi ini. Terutama sejak beberapa karya anggota PMIJ dimuat di media nasional.

Dipelopori beberapa pendahulu yang cukup vokal : Romi Satria Wahono, bos Ilmu Komputer dot Com, yang memang sejak kuliah S1 sudah rajin menulis ulang pelajarannya dalam bentuk tulisan populer. Lalu ada juga Vani, yang sempat mashur dengan salah satu kisahnya, Balon Udara.

Ada juga Ryka Lolita Claudia, yang puisi-puisinya seperti membawa angin baru berbau sastra ke komunitas pelajar yang sepertinya sudah terlanjur tak begitu peduli, atau tepatnya tak sempat, memperhatikan selain yang berbau ilmiah saja.

Selain itu, komunitas muslim Indonesia di Jepang juga akrab disapa tulisan-tulisan Abu Aufa yang nama aslinya Ferry Hadary. Tulisannya ringan, relatif pendek, dan sangat kental dengan pernak-pernik kehidupan sederhana seharian.


Mulai Merintis

Setelah semakin dirasakan penting dan perlunya melatih kemampuan menulis, maka mulailah beberapa orang berkreasi. Juni 2003, mereka memulai langkah paling awalnya dengan membuat mailing list yang beralamatkan flp-jepang@yahoogroups.com.

Namanya baru geliat, enam bulan pertama total imel yang masuk hanya 14 buah. Semangat bahkan hampir padam. Namun karena terdengar kabar bahwa seorang pengurus inti dari sebuah organisasi kepenulisan akan datang dan menetap di Jepang, semangat itu kembali menyala.

Para perintis yang semula tak sampai sepuluh orang itu (Vani, Happy, Romi, Deddy, Putri, Ryka, Ferry, Aji, …) mulai memikirkan cara untuk membesarkan komunitas penulis ini. Mereka mengirimkan surat ajakan bergabung ke beberapa orang yang terlihat sering menulis di berbagai macam milis (komunitas muslim Indonesia di Jepang).

Hari Terbentuknya

Setelah jumlah yang terkumpul sudah semakin banyak, pada 4 Januari 2004 para perintis ini memprakarsai sebuah acara yang diberi judul Ayo Menulis. Tanpa nama organisasi, acara hanya dinamai Walimahan PMIJ dan FLP Jepang (padahal FLP Jepang sendiri belum resmi berdiri). Catatan lengkap bagaimana acara berlangsung, bisa dilihat di bagian lampiran 1 LPJ ini. Namun secara singkat kami sampaikan di sini :

Sesi pertama acara diisi oleh Femina Sagita Baruologo, dengan tema Mari Menulis. Lalu sesi berikutnya, pengenalan FLP, diisi Luhur Bayuaji. Pada sesi ini Luhur Bayu Aji banyak menampilkan profil FLP, baik pusat maupun daerah.

Selanjutnya, moderator acara, Deddy Nur Zaman, menanyakan kesepakatan para hadirin apakah FLP Wilayah Jepang memang perlu dibentuk. Sepakat semua menjawab perlu.

Lalu dibuatlah ancang-ancang pemilihan ketua, sekertaris, dan bendahara. Dimulai dengan diajukannya lima nama; Femina Sagita Barualogo, Luhur Bayuaji, Demmy Damayanti, Irma Nugraha, dan Ryka Lolita Claudia. Voting pun dilakukan, yang dimulai dengan sambutan sepatah dua patah kata dari para calon ketua.

Menjelang acara selesai, salah seorang hadirin, Juariah, membuat interupsi mengusulkan nama lain. Karena interupsi ini diterima, voting pun diulang. Akhirnya forum sepakat meminta saya –Nesia Andriana Arief--, untuk bersedia menerima amanah ini.
Selengkapnya...